Senin, 29 Desember 2014

Inilah sumpah sebenar2nya sumpah seorang pemuda...






Belajar Pada Uwais


Hari ini kita harus belajar pada Uwais Al-Qorni (w 657 M).

Belajar untuk tetap yakin bahwa Allah pasti akan membalas sekecil apapun kebaikan kita meski sepi dari apresiasi manusia. 

Sosok sejarah ini teramat Agung di mata Allah dan Rasul-Nya. Dan, Nabi menyebutnya sebagai seorang yang sangat terkenal di langit meski tidak di kenal di bumi. 

Uwais, pemuda asal Qaran, Yaman, hari itu berpamitan kpd Ibunya utk pergi ke Pasar Ternak. Ibunya yg sdh sepuh dan lumpuh memberinya restu,  disalah satu sudut pasar, pemuda bersuku Murad ini membeli lembu atau kerbau yg msh kecil. Setelah deal harga, lelaki berwajah belang krn penyakit sopak ini membawanya pulang dgn memanggulnya. 
Hari-hari Uwais yg dikenal sebagai penggembala kambing kini dilaluinya dgn aktivitas yg "aneh". Setiap pagi dan sore, Uwais menggendong lembunya dari rumah menuju bukit yg ia buatkan kandang di atasnya.

Jelas saja aktivitas "nyeleneh" ini hanya menambah daftar cemoohan orang kepadanya. Begitulah kini hari-hari seorang Uwais; memanggul lembu dari rumah ke bukit. 

Rupanya ini jawabannya, ia membeli lembu kecil dan memanggulnya setiap hari dlm rangka melatih fisiknya supaya terbiasa dan kuat saat bulan haji tiba.

Dan, di pagi itu Uwais merapat kpd sang bunda. "Ibu, mari kita berangkat Haji!"

"Dengan apa, Nak? Mana ada bekal utk kesana?" Sahut sang Ibu dgn raut kaget.

"Mari Bu, saya gendong Ibu. Perbekalan kita Insya Allah cukup." ujar Uwais meyakinkan sang Ibu. 

Sang Ibu hanya bisa berurai air mata. Dan, pagi itu Uwais sang anak sholeh ini menyaruk kaki, melintasi sahara panas dengan mengendong sang Ibu tercinta.

Berminggu-minggu ia lewati perjalanan mission impossible sejauh 600 km ini dengan penuh ikhlas dan sabar. Sampai akhirnya Kabah pun sudah berada persis di depan matanya. Mereka berdua pun akhirnya berhaji, Menyempurnakan keberislaman mereka. 
Allahu Akbar. 

Sungguh setiap langkah Uwais telah menggetarkan langit. Pantaslah para malaikat terkesima dan membalas tasbih tak henti. Bakti yg luar biasa dan amal kebaikan yg tak bertepi dari Uwais mengangkat dirinya sbg sosok yg sangat terkenal di seantero langit. Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib pernah diminta Rasulullah utk memintakan do'a kepada Uwais Al-Qorni. Karena doanya tdk berpenghalang dan pasti diijabah.

Bagaimana dengan kita?
Siapkan belajar kepadanya?
InsyaaAllah..

🍂

Ketika ...








🌑🐝🌑~KETIKA
Aku ingin hidup KAYA...
Aku lupa,
bahwa HIDUP itu sendiri adalah sebuah KEKAYAAN.

🌑🐝🌑~KETIKA...
Aku takut MEMBERI...
Aku lupa,
bahwa SEMUA yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN.

🌑🐝🌑~KETIKA...
Aku ingin jadi yang TERKUAT...
Aku lupa,
bahwa dalam KELEMAHAN....
Tuhan memberikan aku KEKUATAN.

🌑🐝🌑~KETIKA...
Aku takut RUGI...
Aku lupa,
bahwa  HIDUPKU...
Adalah sebuah KEBERUNTUNGAN, karena AnugerahNYA.

Ternyata hidup ini sangat indah...
ketika kita selalu BERSYUKUR kepadaNYA

🌑🐝🌑~BUKAN...
karena hari ini INDAH kita BAHAGIA...
Tetapi karena kita BAHAGIA...
maka hari ini menjadi INDAH.

🌑🐝🌑~BUKAN...
karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS...
Tetapi karena kita OPTIMIS...
RINTANGAN akan menjadi tak terasa.

🌑🐝🌑~BUKAN...
karena MUDAH kita YAKIN BISA...
Tetapi karena kita YAKIN BISA... semuanya menjadi MUDAH.

🌑🐝🌑~BUKAN...
karena semua BAIK kita TERSENYUM...
Tetapi karena kita TERSENYUM maka semua menjadi BAIK.

Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT.

🌑🐝🌑~BILA...
kita tidak dapat menjadi jalan besar...
cukuplah menjadi jalan setapak yang dapat dilalui orang.

🌑🐝🌑~BILA...
kita tidak dapat menjadi matahari...
cukuplah menjadi lilin yang dapat menerangi sekitar kita.

🌑🐝🌑~BILA...
kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang...
cukuplah berdoa untuknya.                                            🐮                                             Ya Allah, karuniakanlah kepada kami... kemudahan dan kekuatan untuk senantiasa mentaati agama-Mu

Minggu, 21 Desember 2014

Pameran perdana karya Foto SMPIT Raflesia

Karya Angkatan 10 
Kelas VIII T.A. 2014 - 2015

Digelar pada sabtu, 20 Desember 2014 bertepatan dengan pengambilan Raport, sehingga walimurid sebagai juri dominan adapun dewan guru ikut berperan menilai  sebagian perwakilan kelas 7, 8 & 9 hingga tamu dari Mahasiswa IKJ serta siswa SD. 


Selamat tuk Zaenab menempati urutan teratas polling nya
semoga lebih berkarya lagi fotografinya


Berikut urutan karya : 
 
Karya Zaenab 

Karya Aldika/Putra

Karya Luthfia

Karya Ratu Sazkia

Karya Afifah

Karya Salma

Karya Adzra

Karya Adinda Jovanca

Karya Afiat


Karya Diva


Karya Kinan

Karya Aldika

Karya Desiana Citra


Karya Tiara

Karya Tabitha

Karya Renyta

Karya Dea

Karya Gustabian Putong



Mohon saran dan kritiknya ya ...

Doakan "Cooming Soon " 
- Festival Film Pendek SMPIT Raflesia

Selamat berkarya ...

Senin, 08 Desember 2014

Kesabaran Tanpa Batas



Kisah Balasan nan Indah…

Diterjemahkan oleh Abu Hudzaifah Al Atsary dari kitab: ‘Aasyiqun fi Ghurfatil ‘amaliyyaat, oleh Syaikh Muh. Al Arify.

Abu Ibrahim bercerita:

Suatu ketika, aku jalan-jalan di padang pasir dan tersesat tidak bisa pulang. Di sana kutemukan sebuah kemah lawas… kuperhatikan kemah tersebut, dan ternyata di dalamnya ada seorang tua yang duduk di atas tanah dengan sangat tenang…

Ternyata orang ini kedua tangannya buntung… matanya buta… dan sebatang kara tanpa sanak saudara. Kulihat bibirnya komat-kamit mengucapkan beberapa kalimat..

Aku mendekat untuk mendengar ucapannya, dan ternyata ia mengulang-ulang kalimat berikut:

الحَمْدُلله الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّن ْخَلَقَ تَفْضِيْلاً .. الحَمْدُلله ِالَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَق تَفْضِيْلاً ..

Segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia… Segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia…

Aku heran mendengar ucapannya, lalu kuperhatikan keadaannya lebih jauh… ternyata sebagian besar panca inderanya tak berfungsi… kedua tangannya buntung… matanya buta… dan ia tidak memiliki apa-apa bagi dirinya…

Kuperhatikan kondisinya sambil mencari adakah ia memiliki anak yang mengurusinya? atau isteri yang menemaninya? ternyata tak ada seorang pun…

Aku beranjak mendekatinya, dan ia merasakan kehadiranku… ia lalu bertanya: “Siapa? siapa?”

“Assalaamu’alaikum… aku seorang yang tersesat dan mendapatkan kemah ini” jawabku, “Tapi kamu sendiri siapa?” tanyaku.

“Mengapa kau tinggal seorang diri di tempat ini? Di mana isterimu, anakmu, dan kerabatmu? lanjutku.

“Aku seorang yang sakit… semua orang meninggalkanku, dan kebanyakan keluargaku telah meninggal…” jawabnya.

“Namun kudengar kau mengulang-ulang perkataan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia…!! Demi Allah, apa kelebihan yang diberikan-Nya kepadamu, sedangkan engkau buta, faqir, buntung kedua tangannya, dan sebatang kara…?!?” ucapku.

“Aku akan menceritakannya kepadamu… tapi aku punya satu permintaan kepadamu, maukah kamu mengabulkannya?” tanyanya.

“Jawab dulu pertanyaanku, baru aku akan mengabulkan permintaanmu” kataku.

“Engkau telah melihat sendiri betapa banyak cobaan Allah atasku, akan tetapi segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia… bukankah Allah memberiku akal sehat, yang dengannya aku bisa memahami dan berfikir…?

“Betul” jawabku. lalu katanya: “Berapa banyak orang yang gila?”

“Banyak juga” jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia” jawabnya.

“Bukankah Allah memberiku pendengaran, yang dengannya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan, dan mengetahui apa yang terjadi di sekelilingku?” tanyanya.

“Iya benar”, jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tsb” jawabnya.

“Betapa banyak orang yang tuli tak mendengar…?” katanya.

“Banyak juga…” jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tsb”, katanya.

“Bukankah Allah memberiku lisan yang dengannya aku bisa berdzikir dan menjelaskan keinginanku?” tanyanya.

“Iya benar” jawabku. “Lantas berapa banyak orang yang bisu tidak bisa bicara?” tanyanya.

“Wah, banyak itu” jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tsb” jawabnya.

“Bukankah Allah telah menjadikanku seorang muslim yang menyembah-Nya… mengharap pahala dari-Nya… dan bersabar atas musibahku?” tanyanya.

“Iya benar” jawabku. lalu katanya: “Padahal berapa banyak orang yang menyembah berhala, salib, dan sebagainya dan mereka juga sakit? Mereka merugi di dunia dan akhirat…!!”

“Banyak sekali”, jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tsb” katanya.

Pak tua terus menyebut kenikmatan Allah atas dirinya satu-persatu… dan aku semakin takjub dengan  kekuatan imannya. Ia begitu mantap keyakinannya dan begitu rela terhadap pemberian Allah…

Betapa banyak pesakitan selain beliau, yang musibahnya tidak sampai seperempat dari musibah beliau… mereka ada yang lumpuh, ada yang kehilangan penglihatan dan pendengaran, ada juga yang kehilangan organ tubuhnya… tapi bila dibandingkan dengan orang ini, maka mereka tergolong ‘sehat’. Pun demikian, mereka meronta-ronta, mengeluh, dan menangis sejadi-jadinya… mereka amat tidak sabar dan tipis keimanannya terhadap balasan Allah atas musibah yang menimpa mereka, padahal pahala tersebut demikian besar…

Aku pun menyelami fikiranku makin jauh… hingga akhirnya khayalanku terputus saat pak tua mengatakan:

“Hmmm, bolehkah kusebutkan permintaanku sekarang… maukah kamu mengabulkannya?”

“Iya.. apa permintaanmu?” kataku.

Maka ia menundukkan kepalanya sejenak seraya menahan tangis.. ia berkata: “Tidak ada lagi yang tersisa dari keluargaku melainkan seorang bocah berumur 14 tahun… dia lah yang memberiku makan dan minum, serta mewudhukan aku dan mengurusi segala keperluanku… sejak tadi malam ia keluar mencari makanan untukku dan belum kembali hingga kini. Aku tak tahu apakah ia masih hidup dan diharapkan kepulangannya, ataukah telah tiada dan kulupakan saja… dan kamu tahu sendiri keadaanku yang tua renta dan buta, yang tidak bisa mencarinya…”

Maka kutanya ciri-ciri anak tersebut dan ia menyebutkannya, maka aku berjanji akan mencarikan bocah tersebut untuknya…

Aku pun meninggalkannya dan tak tahu bagaimana mencari bocah tersebut… aku tak tahu harus memulai dari arah mana…

Namun tatkala aku berjalan dan bertanya-tanya kepada orang sekitar tentang si bocah, nampaklah olehku dari kejauhan sebuah bukit kecil yang tak jauh letaknya dari kemah si pak tua.

Di atas bukit tersebut ada sekawanan burung gagak yang mengerumuni sesuatu… maka segeralah terbetik di benakku bahwa burung tersebut tidak lah berkerumun kecuali pada bangkai, atau sisa makanan.

Aku pun mendaki bukit tersebut dan mendatangi kawanan gagak tadi hingga mereka berhamburan terbang.

Tatkala kudatangi lokasi tersebut, ternyata si bocah telah tewas dengan badan terpotong-potong… rupanya seekor serigala telah menerkamnya dan memakan sebagian dari tubuhnya, lalu meninggalkan sisanya untuk burung-burung…

Aku lebih sedih memikirkan nasib pak tua dari pada nasib si bocah…

Aku pun turun dari bukit… dan melangkahkan kakiku dengan berat menahan kesedihan yang mendalam…

Haruskah kutinggalkan pak Tua menghadapi nasibnya sendirian… ataukah kudatangi dia dan kukabarkan nasib anaknya kepadanya?

Aku berjalan menujuk kemah pak Tua… aku bingung harus mengatakan apa dan mulai dari mana?

Lalu terlintaslah di benakku akan kisah Nabi Ayyu ‘alaihissalaam… maka kutemui pak Tua itu dan ia masih dalam kondisi yang memprihatinkan seperti saat kutinggalkan. Kuucapkan salam kepadanya, dan pak Tua yang malang ini demikian rindu ingin melihat anaknya… ia mendahuluiku dengan bertanya: “Di mana si bocah?”

Namun kataku: “Jawablah terlebih dahulu… siapakah yang lebih dicintai Allah: engkau atau Ayyub ‘alaihissalaam?”

“Tentu Ayyub ‘alaihissalaam lebih dicintai Allah” jawabnya.

“Lantas siapakah di antara kalian yang lebih berat ujiannya?” tanyaku kembali.

“Tentu Ayyub…” jawabnya.

“Kalau begitu, berharaplah pahala dari Allah karena aku mendapati anakmu telah tewas di lereng gunung… ia diterkam oleh serigala dan dikoyak-koyak tubuhnya…” jawabku.

Maka pak Tua pun tersedak-sedak seraya berkata: “Laa ilaaha illallaaah…” dan aku berusaha meringankan musibahnya dan menyabarkannya… namun sedakannya semakin keras hingga aku mulai menalqinkan kalimat syahadat kepadanya… hingga akhirnya ia meninggal dunia.

Ia wafat di hadapanku, lalu kututupi jasadnya dengan selimut yang ada di bawahnya… lalu aku keluar untuk mencari orang yang membantuku mengurus jenazahnya…

Maka kudapati ada tiga orang yang mengendarai unta mereka… nampaknya mereka adalah para musafir, maka kupanggil mereka dan mereka datang menghampiriku…

Kukatakan: “Maukah kalian menerima pahala yang Allah giring kepada kalian? Di sini ada seorang muslim yang wafat dan dia tidak punya siapa-siapa yang mengurusinya… maukah kalian menolongku memandikan, mengafani dan menguburkannya?”

“Iya..” jawab mereka.

Mereka pun masuk ke dalam kemah menghampiri mayat pak Tua untuk memindahkannya… namun ketika mereka menyingkap wajahnya, mereka saling berteriak: “Abu Qilabah… Abu Qilabah…!!”

Ternyata Abu Qilabah adalah salah seorang ulama mereka, akan tetapi waktu silih berganti dan ia dirundung berbagai musibah hingga menyendiri dari masyarakat dalam sebuah kemah lusuh…

Kami pun menunaikan kewajiban kami atasnya dan menguburkannya, kemudian aku kembali bersama mereka ke Madinah…

Malamnya aku bermimpi melihat Abu Qilabah dengan penampilan indah… ia mengenakan gamis putih dengan badan yang sempurna… ia berjalan-jalan di tanah yang hijau… maka aku bertanya kepadanya:

“Hai Abu Qilabah… apa yang menjadikanmu seperti yang kulihat ini?”

Maka jawabnya: “Allah telah memasukkanku ke dalam Jannah, dan dikatakan kepadaku di dalamnya:

( سلام عليكم بماصبرتم فنعم عقبى الدار )
,
Salam sejahtera atasmu sebagai balasan atas kesabaranmu… maka (inilah Surga) sebaik-baik tempat kembalii

Kisah ini diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dalam kitabnya: “Ats Tsiqaat” dengan penyesuaian

ULAMA KURUS MEMECAH BATU BESAR



Seorang pria bertubuh tinggi, besar dan gagah sedang berusaha memecah sebuah batu besar. Ia mulai memukul batu itu. Sekali, dua kali, tiga kali. Batu bergeming. Tak terlihat perubahan sama sekali, kecuali hanya terdengar suara tumbukan antara batu dan palu besi. Pria itu kembali memukul batu besar itu. Hingga akhirnya ia memutuskan berhenti saat pukulan keseratus tak juga berhasil memecah batu itu.

“Boleh aku membantumu?” sapa seorang Syaikh yang rupanya memperhatikan pria itu sejak beberapa waktu yang lalu. Pria gagah yang kini bersandar istirahat tampak tidak bersemangat menyerahkan palunya.

“Aku sudah memukulnya seratus kali. Batu itu belum juga pecah,” jawabnya. Ia berpikir, jika dirinya yang besar dan kuat saja tidak mampu, apalagi Syaikh tua yang kurus itu.

“Bismillahirrahmaanirrahiim,” ucap Syaikh memulai memukul batu.
“Dhuar,” bunyi tumbukan batu dan palu itu lumayan keras terdengar oleh Pria tersebut, meski tidak sekeras pukulannya.
“Dhuar,” pukulan kedua terdengar lebih keras.
“Dhuarrrrr,” ternyata batu itu pecah pada pukulan ketiga.

Sambil terheran-heran, pria itu menghampiri Syaikh. “Masya Allah Syaikh… Bagaimana Anda melakukannya. Anda sungguh kuat”

“Nak… bukan begitu. Batu itu memang akan pecah pada pukulan ke-103. Sewaktu pertama kali aku memukul, terlihat sedikit tanda-tanda retak. Karenanya aku lebih semangat dan kupukul lebih keras. Pada pukulan kedua, retak-retak terlihat jelas. Jadi kuhantam saja lebih keras dan alhamdulillah batu itu pecah. Sebenarnya, jika engkau memukulnya dengan tenagamu tadi, bisa saja batu itu pecah pada pukulan ke-102. Hanya saja, engkau tadi kurang sabar, terburu menyerah”

Seperti memecah batu, seringkali kita tidak sabar dalam berproses. Tidak sabar dalam berusaha. Tidak sabar dalam menggapai kesuksesan. Kita menyerah di langkah kesekian. Kita menyerah di hari ke sekian. Padahal jika kita meneruskan langkah kita, jika kita meneruskan upaya kita, kita segera bisa menuai hasilnya.

Paman Naopeon Hill pernah mengalaminya. Waktu itu ia menjual aset-asetnya dan mengumpulkan uang dari saudara-saudaranya untuk membeli alat tambang. Ia menemukan sebuah tambang emas di Corolado. Setelah menggali, ternyata bijih emas yang ia temukan hanya sedikit di permukaan. Selanjutnya hilang. Semakin dalam ia menggali, ia tak menemukan apapun. Ia pun putus asa dan menjual tambang berikut alatnya dengan harga murah. Oleh sang pembeli, penambangan itu dilanjutkan. Dan ternyata, hanya satu kaki dari galian terakhir, ditemukan berton-ton bijih emas.

Banyak orang berusaha menjadi pengusaha. Ada yang berhasil ada yang gagal. Apa yang membedakan? Ternyata orang-orang yang berhasil itu dulunya juga pernah mengalami kegagalan. Ia pernah rugi. Tapi ia tidak berhenti. Dan akhirnya berhasil. Sementara yang gagal, mereka langsung berhenti ketika mendapati dirinya gagal. Ada yang mencoba bertahan. Bulan pertama belum sukses, ia mencoba lagi. Bulan kedua belum balik modal, ia mencoba lagi. Tapi saat bulan keempat ia menyerah. Padahal boleh jadi, ia akan berhasil beberapa hari lagi.

Thomas A. Edison punya pengalaman serupa. Konon, sebelum berhasil menemukan lampu, ia gagal hingga seribu kali. Tapi ia tidak mau disebut gagal. Ia mengatakan, “Aku berhasil menemukan 1000 cara yang salah untuk menyalakan sebuah lampu”

Hal yang sama juga berlaku untuk orang-orang yang berdoa. Ada orang yang merasa telah berdoa ratusan kali. Ia telah berdoa sekian bulan. Tetapi doanya belum juga terkabul. Maka ia menghentikan doa itu dan berkesimpulan: “Allah tidak mengabulkan doaku.” Padahal bisa jadi, saat ia berdoa tiga hari lagi, Allah mengabulkan doanya.

Sungguh, kemenangan itu milik orang-orang yang sabar dan tak mengenal putus asa. (Muchlisin BK)

MUCHLISIN BK
October 10, 2014
Motivasi
sabar, tak putus asa
 
YUK SEBARKAN

AYAT PILIHAN
“Sesungguhnya benar-benar terdapat pelajaran pada kisah-kisah mereka (orang-orang terdahulu) bagi orang- orang yang memiliki akal.” (QS. Yusuf:111)

HADITS PILIHAN
“Hikmah adalah barang hilang milik orang beriman. Di mana saja ia temukan, ambillah sebagai pelajaran.” (HR. Tirmidzi)

ATSAR PILIHAN
"Kebenaran itu berat namun lezat akibatnya, sedangkan kebatilan itu ringan namun buruk akibatnya. Betapa banyak syahwat sesaat yang mewariskan kesedihan berkepanjangan" (Abdullah bin Mas'ud)

KALIMAT HIKMAH
"Masa lalu adalah pelajaran, masa depan adalah harapan, dan masa kini adalah masa-masa beramal dan berjuang"
2014 © Kisahikmah.com - BedaMedia Group

LEBAH VS LALAT



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
Shobahul khair
JUMUAH MUBARAK



RENUNGAN : 
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Mengapa lebah lebih cepat menemukan bunga? Sedangkan lalat lebih cepat menemukan kotoran?
Karena naluri lebah hanya untuk menemukan bunga, sedangkan naluri lalat hanya untuk menemukan kotoran.
Lebah tidak tertarik pada kotoran. Sebaliknya, lalat tidak tertarik pada harum dan keindahan bunga.
Alhasil, lebah kaya akan madu sedangkan lalat kaya kuman penyakit.
Mengapa sebagian orang menjadi jahat dan sebagian orang menjadi baik?
Karena orang jahat tidak tertarik pada hal2 yang baik, sebaliknya bila ada hal2 yang jahat, menyakitkan, gosip, bohong, permusuhan, mereka jadi begitu bersemangat untuk menyebarkannya. Mereka inilah orang2 yang mudah diprovokasi tanpa pikir panjang langsung bereaksi.
Orang baik ialah orang yg tidak tertarik dan tak mau merespon akan hal2 buruk, menyakiti, isu yang tak jelas, semua hal yang berbau kejahatan yang sekalipun dilapisi isu agama.

Apa yg dipikirkan akan menghasilkan apa yang dilihat, dan apa yang dilihat akan menghasilkan apa yang diperoleh.

Hidup ini sangat tergantung dengan hati dan pikiran. Jika hati dan pikiran selalu negatif maka apa saja yang dilihat akan selalu negatif dan hasilnya adalah penderitaan, sakit hati, kecewa, Iri hati, syirik, dengki, buruk sangka, hianat, nyari2 kesalahan orang n hujat..
Ingin bahagia?
Mulailah dengan hati dan pikiran yang selalu positif, maka apa saja yang dilihat akan selalu positif dan hasilnya adalah kebahagiaan dan kesuksesan.....!!!

Do'a ku sahabat
"Jadilah CAHAYA...
Walau tak tersentuh, Tetapi selalu MENERANGI."
"Jadilah ANGIN...
Walau tak berwujud, Tetapi selalu memberikan KESEJUKAN."
"Jadilah TEMAN SEJATI...
Walau tak bersama menjalani hari, tapi selalu ingat dalam setiap DO'A."

Senin, 11 Agustus 2014

"Kisah ilmiah anak burung Gagak (Bughats) bukti Allah Maha PemberiRezeki"




 Seorang ulama menceritakan kepadaku tentang do'a yg selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti ini: 

( اللهم ارزقنا كما ترزق البغاث)
"Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kpd bughats".

Apakah "bughats" itu? & bagaimana kisahnya?

"Bughats" adalah anak burung gagak yg baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yg disebut "bughats". Ketika sdh besar dia mjadi gagak (guraB). Apa perbedaan antara bughats & gurab? 

Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam spt induknya, krn ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih. Di saat induknya menyaksikannya, ia tdk terima itu anaknya, hingga ia tdk mau memberi makan dan minum, lalu mengintainya dari kejauhan sj. 

Anak burung kecil malang yg baru keluar dari telur itu tidak mempunyai kemampuan utk byk bergerak, apalagi untuk terbang. Lalu bgm ia mkn & minum?

Allah Yang Maha Kuasa & Maha Pemberi Rezeki yg menanggung rezekinya, krn Dialah yg tlh menciptakannya. Allah menciptakan AROMA tertentu yg keluar dr tubuh ank gagak yg dpt mengundang dtgnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai mcm ulat & serangga bdatangan sesuai dgn kebutuhan anak gagak, & ia pun memakannya..subhanallah... 

Keadaannya terus spt itu sampai warnanya berubah mjadi hitam, krn bulunya sdh tumbuh.

Ketika itu barulah gagak mengetahui itu adalah anaknya, & ia pun mau mberi mknnya sampai tumbuh dewasa & bisa terbang mcari mkn sendiri. Secara otomatis aroma yg keluar dari tubuhnya pun hilang & serangga2 tdk berdtgan lg ke sarangnya. 

Dia-lah Allah, Yang Maha Pemberi Rezeki..

"Kamilah yg membagi-bagikan penghidupan diantara mereka dlm kehidupan di dunia ini". (QS.az-Zukhruf:32)

SEMUT ITU KECIL & MUNGIL



Semut tidak bisa bekerja sendirian, tetapi berada dalam koloni. 
Semut-semut selalu bergerak ke depan, mencari makanan bukan hanya untuk diri sendiri. 
Makanan yang ia dapatkan dikumpulkan bersama untuk persiapan musim dingin. 
Pekerjaan itu dilakukan bukan “berebut jabatan” atau “mencari Popularitas”.
Pernahkan kita melihat semut berdiam diri? Tidak, semut tidak berdiam diri. Ia bukan binatang pemalas. 
Kalau diibaratkan, semut itu seperti “seorang Aktivis”. Para Aktivis, meskipun tidak ada pekerjaan, mereka selalu “mencari kerjaan”. :).
Dalam bekerja, banyak semut gugur dalam tugas. 
Ada yang mati dimangsa musuh, ada yang tertimpa benda berat, ada yang keinjak manusia, atau hanyut dibawa air. 
Pendek kata, tidak semua semut menikmati hasil dari kerja kerasnya. 
Semut juga tidak pernah mengenal sikap berkhianat kepada koloni. 
Tidak pernah terjadi, seekor semut hitam, lantaran kecewa, dia menyeberang ke koloni semut merah. 
Semut mengajarkan banyak inspirasi kepada kita, bagaimana menjadi pekerja keras, lalu memberi manfaat kepada orang lain. 
Setiap semut adalah pahlawan bagi semut-semut lainnya. 
Tubuhnya memang kecil dan mungil, tetapi ternyata ia mengerjakan hal-hal besar dalam hidupnya. Luar biasa, masya Allah. (y).
Dan jangan lupa setiap kali semut berpapasan dg semut lainnya pasti akan n salin berjabat tangan subhanallah 
Semoga bermanfaat. Aamiin.

JADWAL PELAJARAN SMPIT RAFLESIA 2014 -2015

Update 11 Agustus 2014








Rabu, 21 Mei 2014

Agenda MABIT, Outbond, Baksos dan Tanam Pohon




5/22/2014                
Kamis                       
08.25
Persiapan keberangkatan
Absensi, Ceklist barang

Mesjid
Pa’ Dilli
08.45
Berangkat
Transportations City
Pa’ Dili
10.00
Tiba di lokasi
Pembagian ruang
Lapangan keras
Pa’ Husni
Pa’ Taefur
10.20
Taujih
Komitment dan target kegiatan

Lapangan keras

Pa’ Taefur
11.00
Orientasi Medan
Pemetaan lokasi

All Area

Team Fasilitator
11.30
ISHOMA
Istirahat Sholat Makan
Lapangan keras
Mesjid

Bu Tiara
12.30
Outbond
All Area
Team Outbond
16.00
Istirahat
MCK

Camp



17.30
Istirahat
Persiapan sholat, makan
Lapangan keras
Mesjid

Pa’ Husni
18.15
Murojaah Hafalan
Doa dan Hafalan ayat
Mesjid
Pa’ Taefur
19.00
Sholat Isya
Mesjid
Pa’ Husni
19.30
Materi
“Ibadah dan belajar harus OK”
Mesjid
Team Motivator
21.30
Show Night
Ekternal Area
Team Fasilitator
22.30
Istirahat


03.00
Qiyammulail
Muhasabah dan Sholat Subuh
Mesjid
Pa’ Husni
05.00
Kultum

Mesjid
Pa’ Dili
05.30
Trecking
Baksos dan tanam pohon
Jelajah Desa
Team Fasilitator
06.30
ISMA
Istirahat Sarapan
Lapangan keras
Bu Isma
07.30
Evaluasi  kegiatan
Pencapaian target, Opsi
Lapangan keras
Pa’ Taefur
08.30
Pulang
Transportations City
Pa’ Dili
CP. Kegiatan :
Pa Taefur 082122077333 (WA)